Minggu, 22 April 2012

The Miracle of Doa Meraih Kun Fayakuun-Nya Allah Dengan Kekuatan Doa


DAFTAR ISI


Sudahkah Kita Mau Berdoa Sama Allah ? ……………
KEajaiban Berdoa ……………..
Bisa Naik Haji Karena
Gigih Berdoa ……….
Adab-Adab Berdoa ………….
Waktu dan Tempat Mustajab
Dalam Berdoa ……………………..

SUDAHKAH KITA MAU BERDOA
SAMA ALLAH?

Pembaca yang dirahmati Allah, dalam taushiah yang barangkali sya menasehati diri saya sendiri, saya ingin bercerita tentang satu obat. Ada saja orang yang dating,
“Ustadz…!” Kalau kalimatnya sudah begitu, itu memang biasanya kesulitan, kesedihan.
“Ustadz… aduh…”
Barangkali memang kita manusia yang tidak belajar melihat hal lain yang seharusnya lebih disyukuri. Sehingga kesusahan itu yang lebih dilihat.
Tapi baiklah, bahwasannya ada obat yang murah yang ditawarkan oleh Allah dan kita tidak perlu bayar! Lita hanya perlu mengangkat tangan kita, menundukan hati dan kepada kita, lalu mengucapkan apa yang kita inginkan sepenuh hati. Insya Allah, Allah akan mendengar. Dan obat yang murah ini namanya doa.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.... (QS. Al-baqarah:186)
Kata Allah,jika hamb-Ku meminta pada-Ku, tidak akan Aku pernah kecewakan, kecuali Aku ijabah dia punya doa!


Ayo dong, kata Allah, mendekatlah kepada-Ku, percayalah pada-Ku dan mintalah pada-Ku!
Doa menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa bagi kita. Tapi seberapa banyak diantara kita yang mau berdoa sama Allah. Belum tentu! Belum tentu! Segitu hebatnya kekuatan doa, kalau saya Tanya pada pembaca, belum tentu menggunakan kakuatan ini.
Kita tes, ya…
Siapa di antara kita yang belum pernah pergi ke Tanah Suci dann ini ke Tanah Suci? Mungkin di antara kita ada yang belum.
Baik. Buat anda yang belum, apakah tadi Anda sudah melaksanakan shalat Shubuh?
Shalat!
Sehabis shalat Shubuh, berdoakah Anda?
“Ya Allah, berangkatkanlah saya ke Tanah Suci!”
Nah, sudah berdoakah Anda?
Ini bukti begitu murah dan hebatnya, kita tidak tergerak untuk memakainya. Ada di ayat yang lain, Allah bilang saya kita,

“  Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (QS. Al-Mu’min:60)
Kata Allah, ayo minta pada-Ku, maka Aku akan kabulkan!
Suatu hari dating sepasang suami istri. Dia bilang, “Ustadz…. Saya ingin punya anak!”
“Benar ingin punya anak?!”
“benar, Ustadz!”
Kita tanya shalatnya.
“Tadi shalat Ashar enggak?”
“Shalat, Ustadz!”
“Berdoa enggak supaya bisa punya anak?”
Wah, iya…”
“Zuhur shalat enggak?”
“Shalat, Ustadz.”
“Berdoa enggak?”
Wah, iya”
“Shubuh?”
“Kesiangan, Ustadz!”
“Tadi malam, di tengah malam ketika yang lain tertidur, Allah turun saat itu, tidak ada doa yang diijabah, bangun, enggak?”
“Ya, shubunya saja kesiangan, Ustadz!”
Coba diingat, minggu ini berapa kali saudara dan istri saudara berdoa kepada Allah,

Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (QS. Ash-Shaffaat:100)
Dia tidak mampu mengingat kapan terakhir berdoa. Luar biasa!
Bagaimana mungkin disebut ingin punya anak kalau dia tidak pernah berdoa kepada Allah, Tuhan Yang Maha Memberikan dia anak!
Beberapa waktu terakhir ini, saya baru saja meneyelesaikan film layer lebar yang bertutur tentang motivasi bahwa ada kun fayakun-Nya Allah yang selalu tersedia buat siapa yang mau meminta dan mengambiil. Tapi memang sayangnya kita tidak termasuk orang yang meminta! Bukan tidak berhak, semua berhak. Jangankan yang shaleh, yang tidak shaleh pun Allah bagi kun fayakun-Nya itu tanpa dia minta. Perkaranya banyak yang tidak mau meminta.
Di film itu, saya bercerita tentang kekuatan doa. Kalau sedekah barangkali harus keluar uang, ini enggak perlu beli.
Ketika Paus Paulus Yohanes II meninggal dunia, di jalan raya saya melihat pedagang Koran. Salah satu Koran terbesar di Jakarta menulis headline. Kalimaatnya cukup menggelitik buat saya. Apa kata, tuh, Koran? “ Paus Paulus Yohanes II, Paus yang bermodalkan dengkul.”
Saya berhenti dan saya beli karena panasaran. Apa maksudnya, tuh? Ternyata begitu saya beli saya tertawaa. Harusnya itu kita! Harusnya itu kita! Saya piker ketika melihat judul tulisan itu, oh… barangkali Paus Paulus Yohanes II itu menjadi Paus tanpa modal duit, ‘kan katanya modalnya dengkul. Tapi saya berpikir masa untuk jabatan spiritual harus pakai uang? Seperti keuta MUI, masa untuk jadi ketua MUI harus pakai uang? ‘kan enggak mungkin! Pasti ada sesuatu. Makanya saya beli.
Ternyata, Masya Allah. Apanya masya Allah? Di situ ditulis, setiap waktu dia punya masalah, punya kebutuhan, punya hajat, misalkan, dia berlutut. Inilah yang disebut modal dengkul. Ngapain dia begitu? Dia berlutut untuk berdoa pada tuhannya. Masya Allah.
Kemudian kita lihat lagi kepada anak-anak kristiani, anak-anak budha, anak-anak hindu, berbeda sekali dengan anak-anak kita, dan bahkan berbeda dengan kita!
Ketika mereka mau makan, tradisi begini sudah tidak ada di orang tua kita bahkan di kita..”Anak-anakku sekalian, siapa d antara kalian yang sekarang mendapatkan giliran memimpin berdoa?”
Sudah enggak ada, tuh!
Bapaknya juga enggak berdoa. Mereka seperti kita lihat di film-film, luar biasa! Kalau kita, mentang-mentang ada doa di tengah makan,


Dengan menyebut nama Allah, pada awalnya dan akhirnya. 
Kita enggak pakai berdoa di awal makan. Tapi begitu di tengah-tengah makan, kita baru berdoa dengan doa tersebut. Bayangkan itu!
Saya terus terang, belajar’kan dari mana saja. Jujur saya katakana, saya merasa saya lebih berhak begitu.
Apalagi ketika kita tahu bahwa tidak ada kekuasaan kecuali kekuasan-Nya Allah, tidak ada kekuatan kecuali kekuatan-nya Allah, dan siapa yang berhak ditolong itu memang berhak dia dapatkan. Kita ukur ya, seberapa cepat kekuatan kita dalam menyelesaikan masalah kalau kita di first time kita langsung cari Allah.

  Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".(QS. Al-Mumin:60)

[1326]  yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.

KEAJAIBAN BERDOA

Contoh, ini sekedar ilustrasi. Katakana ada seseorang karyawan sedang berdiam di lantai dua. Lalu, ada SMS masuk dari sang istri. Bunyinya, “Mas, alhamdulillah ibu dating.”
Seluruh kedatangan orang tua insya Allah baik dan berkah buat kita. Begitupun si karyawan ini, berita baik ini.
“Mas, alhamdulillah, ibu dating. Tolong sore ini jangan pulang terlalu malam. Kalau bisa pulang lebih awal. Mas, jangan lupa bawa duit 2 juta!”
Nah, ini buntutnya, masalah buat dia. Jangan lupa bawa duit 2 duit.
“Ibu dating kemari ingin meminjam uang pada kita. Kalau kita tidak ada, baru nanti ibu ke saudara yang lain.”
Ini masalah buat kita kalau kita enggak punya uang.
Lihat kepada mereka yang tidak memiliki Allah, tidak memiliki Tuhan, di dalam hati dan pikirannya, siapa yang dia cari? Yang dia cari adalah pegawai keuangan. Mau ngapain? Mau ngutang.
Dia langsung tutup itu SMS, dia angkat dia punya pantat, dia berdiri dari kursinya, dia berjalan. Bukan mencari Allah, tapi mencari bagian keuangan.
Misalkan bagian keuangan dilantai satu, berarti dia harus turun. Turu. Dapet enggak? Lho, namanya juga ikhtiar, mau orang Cina, pribumi, Muslim, Kristen, enggak punya agama sekalipun, yang namanya ikhtiar, bisa berhasil bisa tidak, sudah menjadi ibadah buat kita, tuh, kalau kita baca basmalah. Kamauan bisa jadi berhasil tapi tetap ke bawah. “Huh… ngutang lagi, nih..” kalau menusia begitu jatuhnya.
“Mau ngapain?
“Mau kasbon!”
“Lapor sama komandan, situ sudah kebanyakan kasbon!”
Bandingkan kecepatan doa betul-betul full bieleve pada Allah bahwa memang Allah Maha Mendengar.

  Segala puji bagi Allah yang Telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha mendengar (memperkenankan) doa. (QS. Ibrahim:39)

Nabi Ibrahim memuji Tuhannya, Tuhan kita semua, Allah Yang Maha Mendengar doa.
Kalau kita tahu kedudukan ayat tentang doa, tahu keutaman tentang doa, maka enggak rumit jadinya.
Ketika membaca SMS, “Mas, jangan lupa, tolong bawa uang 2 juta.” Selesai, kita tutup HP.
Bangun enggak?
Entar dulu.
Kita mencari Allah dahulu.
Nyari Allah dahulu! Ya, berdoa dulu.
Maka berdoalah dia, “Ya Allah, Engkau Yang Memiliki langkah, saya punya ibu ada banyak anak, mengapa datangnya ke saya melulu, Ya Allah. Bukan saya protes, tapi’kan Engkau tahu, Ya Allah, saya paling enggak punya diantara saudara-saudara yang lain. Tapi, ya Rabb, saya juga yakin, kalau Engkau mengirimkan ibu ke sini, ke rumah saya, berarti itu tandanya Engkau tahu bahwa saya bisa membahagiakan dia uang yang diminta.”
Dia terus berdoa sepenuh hati.
Bis jadi Allah sudah dating pada kita. Allah sudah dating pada Anda semua. Dia sudah dating pada kita dengan cara begitu.
Rupanya, ada sesorang yang memperhatikan kita. Lalu, dia menepuk kita dan berkata,
Ngapain siang-siang bersemedi?!”
Teman kita ternyata memperhatikan kita yang sedang berdoa. Dilihat sama dia.
Ngapain lu, siang-siang semedi?!”
”Enggak, Mas, saya lagi berdoa!”
“Berdoa apaan?”
“Ini… ibu saya dating.”
Lho, kok ibu dating malah bingung?”
Iye, kalau datangnya bawa pisang setandan enggak bingung, ini datangnya ingin pinjam duit…!”
“Ya lu kasih, dong! Masa ibu mau pinjam duit lu enggak kasih!”
“Kalau ada masa iya kita bingung, sih?”
Terjadilah dialog,. Lau ditanya sama kawan kita.
“Memang butuhnya berapa duit?’
“Saat ini sih saya buthnya 2 juta!”
“Ooo… kalau Cuma 2 juta insya Allah saya ada. Nanti sebelum pulang temuin saya, pakai duit saya saja. Kalau situ sudah dapat duit, gantinya nyicil saja ke saya!”
Subhanallah!
Kita enggak perlu turun untuk kasbon kalau kita percaya kekuatan doa! Ayo, siapa yang percaya sama Allah?!


BISA NAIK HAJI KARENA GIGIH BERDOA

Kamarin saya beru dapat testimony. Siapa yang ingin pergi haji dan dia enggak punya duiy? Rupanya dipikirin sama salah satu muadzin di perusahaan tempat saya ceramah di PPA (Perusahaan Pengelola Aset). Haji Syahrial, pimpinan dia punya perusahaan itu, memanggil saya punya brother, Imam namanya. Dia berkata kira-kira begini,
“Mam, coba lu temuin muadzin tempat kita mushala. Kabarkan ke dia, saya tahun depan akan memberangkatkan dia haji bukan sembarang haji, tapi haji plus!”
Maka bertakbirlah si Imam ini, ”Allahu Akbar! Terima kasih, Pak, terima kasih!”
Tertawalah Haji Syahrial. Lalu dia berkata lagi,
“Sekalian bilangin temannya yang ahli ibadah yang suka merapika mushala, saya juga memberangkatkan dia sekalian! Jangan biarkan dia jalan sendirian, tapi berdua!”
Makin bertakbir si Imam. Tanpa menunda waktu, dia langsung turun ke bawah untuk menyampaikan kabar ini ke si muadzin. Maka menangislah si muadzin ini. Dia menangis bersyukur. Langsung terbayang bahwa dia sudah ada di Makkah!
Nangislah orang ini! Lalu dipeluk sama si Imam,
“Sudah, lu  bersyukur sama Allah, terima kasih.”
Lalu ditanya sama Imam,
“Woi, Ente bisa pergi haji memangnya rajin shalat Tahajjud ya?!”
“Enggak!” kata dia.
“Kok enggak? Seperti ada keajaiban!”
Bapak enggak ngomong ABC dulu, lho, tapi dia langsung bilang D, berangkat!
Maka ceritalah si muadzin ini bahwa 2 tahun yang lalu dia kesana, dan dia kesana, dan dia percaya Allah mendengar, lalu setiap habis shalat dia berdoa, “Ya Allah, tolong berangkatkan saya pergi haji. Ya Allah, tolong berangkatkan saya pergi haji….” Begitu dia bilang dan itulah yang terjadi!

”Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah Berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. (QS. Yaasiin:82)
Kalau Allah sudah bilang, “Jadilah!” Maka terjadilah ia.” Maha Suci Allah yang di tangan-Nya segla kekuatan yang kita butuhkan. Dan itu akan dibagi sama kita. Wa’ilaisi turjau’un (Dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan).
Memang, semua urusan kembali pada Allah. Dan pintu yang pertama, kun fayakuun,itu bisa kita peroleh dengan kekuatan doa!
Berdoalah suat segala kesulitan kita. Berdoalah buat kesulitan kita punya saudara. Berdoalah buat keluarga Anda. Berdoalah buat Indonesia. Karena Dia Maha Mendengar doa, begitu yakin sepenuh hati kita datang ke Allah, kita minta supaya Allah terlibat dalam kesulitan kita punya hidup, maka semua kesulitan bisa Allah tolong!


“Bagi kami cukuplah  (rahmat dan pertolongan) Allah. Dan Dia-lah Tuhan yang paling tepat dipasrahi (dalam menghadapi segala urusan). Dia adalah Sebaik-baik pelindung dan Sebaik-baik penolong. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung.”
Bolehkah kita mengingat bagaimana shalat kita. Apakah setelah shalat kemudian kita langsung bangun dan meninggalkan sajadah tanpa berdoa? Begitu mau bangun, “Ah, saya belum berdoa untuk anak-anak saya.” Duduk lagi. “Ya Rabb, terima kasih, Engkau telah menganugerahkan kami putra dan putri yang cantik. Jadikanlah anak-anak saya bisa mendoakan orang tuanya ya Allah. Jadikanlah anak-anak saya, ya Allah, pengingat saya supaya saya tidak memberi rezeki yang haram buat dia, ya Allah.”
Terus kita berdoa dan kita semakin perlu sama Allah, Dia semakin senang! Dia betul-betul makin senang kepada kita.
Kalau kita melangkah menuju Allah, Allah melompat ke kita. Begitu kata Allah. Makin banyak permintaan sama Allah, Dia enggak bakal pusing. Enggak berkurang pula karunia-Nya jika kita minta sebanyak-banyaknya kepada-Nya.
Jangan pusing jika ada orang yang berkata,
“Lu itu minta melulu sama Allah, tapi ibadahnya enggak! Biarkan saja, karena berdoa itu ibadah!
Kalau ada orang yang berkata,
“Jangan terlalu banyak meminta, malu!”
Justru kita semakin banyakin meminta sama Allah. Lebih malu lagi kalau situ enggak meminta.
Semoga Allah memberikan keberkahan untuk kita. Kita berdoa dan kita doakan orang tua kita, mudh-mudahan Allah mengangkat semua masalah. Amin, ya robal’alamin..

  Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah:186)

Dari abu Sa’id Ra, Rasulullah Saw besabda,



“Tidaklah seorang Muslim menyampaikan sebuah doa yang di dalamnya tidak ada dosa tidak pula pemutusan hubungan persaudaraan, melainkan dengan doa itu Allah memberinya satu dari tiga; bisa jagi doanya disegerakan baginya, bisa jadi disimpan baginya untuk di akhirat, dan bisa jadi dengan seperti doanya itu Allah menghindarkannya dari keburukan.” Mereka berkata, “jadi kita berbuat banyak?” beliau bersabda, “Allah lebih banyak (anugerah-Nya).”
 
ADAB ADAB BERDOA

  1. Jauhilah perkara-perkara yang haram.
  2. Berdoalah ikhlas karena Allah Swt.
  3. Menghadap kiblat jika memungkinkan.
  4. Menghamparkan kedua tangan dan mengangkatnya sejajar dengan kedua bahunya.
  5. Memulai doa dengan pujian kepada Allah Swt dan shalawat kepada Rasulullah Saq.
  6. Memohon dengan Asma’ul Husna (nama-nama Allah Swt yang terbaik).
  7. Menunjukan ketundukan kepada Allah Swt serta melembutkan suara antara keras dan rendah.
  8. Mulailah berdoa dengan diri sendiri.
  9. Berdoalah dengan kesungguhan, keseriusan, tekad, dan penuh hasrat.
  10. Berdoalah dengan sepenuh hari dan memperbagus harapan.
  11. Mengulang-ulang doa dan menyampaikan secara terus-menerus.
  12. Tidak berdoa diserta dosa dan pemutusan hubungan perdaudaraan.
  13. Tidak membatasi doa secara sempit.
  14. Memohon untuk seluruh kebutuhan.
  15. Dianjurkan orang yang berdoa dan yang mendengar sama-sama mengamini.
  16. Tidak meminta segera diperkenankan atau mengatakan aku berdoa namun tidak diperkenankan bagiku.
  17. Menutup doa dengan pujian kepada Allah Swt dan shalawat kepada Rasulullah Saw.

WAKTU DAN TEMPAT MUSTAJAB DALAM BERDOA

Berikut adalah beberapa riwayat yang memberikan contoh tentang situasi dan tempat-tempat mstajab:
Malam Lailatuk Qadar, hari Arafah, bulan Ramadhan, malam Jum’at dan saat-saat tertentu pada hari jum’at, pada waktu tengah malam, sepertiga akhir dari waktu malam, saat panggilan shalat, antara waktu adzan dan iqamah, saat terjadi pertempuran sengit dalam peperangan, setelah shalat-shalat wajib, dalam sujud, saat membaca Al-Qur’an terutama saat mengkhatamkannya, saat imam mengucapkan, waladhdhallin dalam shalat, saat meminum air zamzam, saat berkumpulnya kaum muslimin, saat memejamkan mayit, saat turun hujan.
Adapun tempat-tempat mustajab, secara umum dapat dikatakan bahwa ia adalah tempat suci, seperti Masjidil haram, Masjid Nabawi, Padang Arafah, dan lain sebagainya. Secara khusus adalah Ka’bah dan sekitarnya, dan lebih khusus lagi Multazam dan pintu Ka’bah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar